Unknown

LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI BIOTA AIR




ANESTESI DAN PEMBEDAHAN















O l e h :

NAMA                        : MUSLIMA ALAM
STAMBUK                : L221 09 271
KELOMPOK             : VI (ENAM)
ASISTEN                   : NUR HASANAH
                 FRISKA NATALIA
                                                                           IRFAN S.




LABORATORIUM FISIOLOGI BIOTA AIR
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
PENDAHULUAN
Latar Belakang
              Perikanan merupakan suatu bidang ilmu yang terus berubah dan berkembang. Sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan penangkapan, pemiaraan, dan pembudidayaan ikan, ilmu perikanan sangat membantu pencapaian sasaran pembangunan nasional, yakni masyarakat maritim yang mandiri. Karenanya ilmu perikanan harus dikaji dan dikembangkan terutama oleh dosen dan mahasiswa perikanan sebagai ujung tombak pengembangan dan penerapan teknologi perikanan (Fujaya, 2004).
Fisiologi dapat di definisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme dan cara kerja dari organ, jaringan dan sel-sel organisme. Fisiologi mencoba menerangkan faktor-faktor fisika dan kimia yang mempengaruhi seluruh proses kehidupan. Fisiologi ikan mencakup penginderaan, komunikasi antar sel/organ, osmoregulasi peredaran darah, pernafasan, pencernaan, pertumbuhan dan reproduksi ( Fujaya, 2004).
Anesthesia merupakan hilangnya persepsi sensorik secara menyeluruh dan dapat meliputi hilangnya kesadaran. Keadaan tersebut dapat diinduksi oleh berbagai teknik dan agen. Pada obstetric anestesi regional dapat dicapai dengan teknik anestesi local (epidural, spiral) dan anestesi umum dengan medikasi sistematik dan intubasi endotrakeal (Albert, 2010).
Pembedahan merupakan cabang dari ilmu medis yang ikut berperan terhadap kesembuhan dari luka atau penyakit melalui prosedur manual atau melalui operasi dengan tangan. Hal ini memiliki sinonim yang sama dengan kata “Chirurgia” (dibaca; KI-RUR-JIA). Dalam bahasa Yunani “Cheir” artinya tangan; dan “ergon” artinya kerja. Bedah Veteriner merupakan pembedahan yang dilakukan terhadap hewan (Wanenoor, 2010).
Tindakan Anestesi, terutama anestesi total, menyebabkan ikan kehilangan kesadaran dan beberapa refleks perlindungan tubuh yang penting. Seperti halnya refleks pada sirip ekor untuk bergerak. Selain itu Anestesi juga akan menghilangkan rasa sakit pada daerah yang akan di bedah.
Karena pentingnya anestesi dan pembedahan maka perlu dilakukan praktikum mengenai anestesi dan pembedahan.
Tujuan dan Kegunaan
  Adapun tujuan dari praktikum anestesi dan pembedahan adalah :
1. Untuk mengetahui jenis kelamin jantan (testes) dan betina (ovarium)
  
   berdasarkan karateristik seks primer dan seks sekunder pada ikan mas
  
   (Cyprinus carpio) melalui warna gonad dengan teknik anestesi dan
   
   pembedahan.
2.   Untuk mengetahui teknik anestesi pada ikan mas (Cyprinus carpio).
3.   Untuk mengetahui teknik pembedahan pada ikan mas (Cyprinus carpio).
              Adapun kegunaan dari praktikum ini yaitu untuk memberikan keterampilan dan informasi kepada mahasiswa tentang perbedaan gonad jantan dan betina serta bagaimana cara melakukan anestesi dan pembedahan pada ikan.
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
            Praktikum anastesi dan pembedahan ikan dilaksanakan pada hari Rabu, 18 april 2012 pada pukul 9.30-12.00 wita di laboratorium Fisiologi biota Air, Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum anestesi dan pembedahan dapat disajikan dalam tabel 1 dan 2.
Tabel 1. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum beserta fungsinya

No
Alat
Fungsi
1.
Pisau bedah             
Untuk membedah/menyayati ikan
2.
Gunting bedah
Untuk memotong benang
3.
Jarum bedah
Untuk menjahit ikan yang sudah di bedah
4.
Needle holder
Untuk menjepit jarum
5.
Pinset
Untuk mencabut sisik ikan
6.
Baskom
Untuk mewadahi ikan ketika di pingsankan
7.
Papan preparat
Untuk menempatkan ikan ketika di bedah
8.
Aerator
Untuk membantu menyuplai oksigen
9.
Lap kasar
Untuk mengalasi ikan pada saat pembedahan
10.
Aquarium
Untuk mewadahi ikan ketika proses pemulihan
11.
Stopwatch
Untuk menghitung waktu



Table.2. Bahan yang digunakan pada praktikum serta fungsinya
No
Bahan
Fungsi
1.
Ikan Mas
 (Cyprinus carpio)
Sampel
2.
Alkohol 70%
Untuk mensterilkan peralatan
3.
Air tawar
Media untuk ikan
4.
Cat gut
Untuk menjahit ikan yang sudah di bedah
5.
Es batu
Untuk menganestesi ikan
6.

Tissue roll

Untuk membersihkan lendir pada ikan

7.

Metylen Blue

Untuk mengsterilkan air


Prosedur Kerja
1.        Melakukan sterilisasi terhadap alat yang akan digunakan seperti pisau bedah, gunting bedah, pinset, jarum cat gut dan benang ke dalam wadah yang berisi alkohol 70%.
2.        Memasukkan es batu ke dalam baskom
3.        Memasukkan ikan ke dalam baskom dan mencatat waktu pingsan.
4.        Membersihkan preparat dan meletakkan lap kasar diatasnya.
5.        Mengangkat ikan dan meletakkannya diatas papan preparat.
6.        Melakukan pembedahan pada bagian perut hingga depan lubang anus. Kemudian mencatat waktu yang dibutuhkan selama proses pembedahan ikan (waktu pembedahan) serta menghitung rentang waktu pingsan.
7.        Setelah dibedah, amati gonadnya (jantan atau betina).
8.        Menjahit bagian ikan yang sudah dibedah dengan menggunakan jarum dan benang cat gut.

9.        Memasukkan ikan yang sudah dijahit ke dalam akuarium, berikan metylen blue sebanyak 2 tetes. Kemudian catat waktu pulih, setelah itu ikan di puasakan selama  3 hari.

Pengukuran Peubah
Waktu pingsan
         Waktu mulai pingsan dapat diartikan sebagai waktu ketika ikan mulai kehilangan keseimbangan dengan aktifitas menurun secara drastis akibat pengaruh anestesi fisik yaitu suhu (hypothermal) dalam medium pengamatan aktifitas dan kondisinya dilakukan setiap menit.
Rentang waktu pingsan
         Waktu selama ikan dalam keadaan pingsan ditandai dengan gerak tubuh yang lemah, operculum dan mulut bergerak lambat sampai ikan dimasukkan kembali ke dalam akuarium.
Waktu pembedahan
         Waktu yang digunakan selama proses pembedahan sampai selesai.
Waktu pulih
            Waktu pulih yaitu waktu yang dihitung setelah ikan dipindahkan ke dalam akuarium sampai ikan sadar, aktif, bergerak lincah dan normal kembali seperti semula.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 3. Hasil pengamatan anestesi dan pembedahan pada ikan Mas
               (Cyprinus carpio) selama praktik.


No

Jenis Perlakuan
        Ikan A
Ikan B
1
Waktu pingsan
17 menit 41 detik
10 menit 49  detik
2
Waktu rentang pingsan
40 menit 42 detik
31 menit 16 detik
3
Waktu pembedahan
30 menit 13 detik
27 menit 57 detik
4
Waktu pulih
8 menit 37 detik
3 menit 23 detik

Pembahasan
Waktu pingsan
Waktu pingsan dapat diartikan sebagai waktu dimana ikan mulai mengalami kehilangan keseimbangan saat dimasukkan kedalam es batu, ikan perlahan akan melakukan perlawanan dan penyesuaian diri terhadap lingkungan diluar tubuh, operculum akan bergerak semakin lambat sebagai upaya penyesuaian suhu yang ada dalam tubuh dengan diluar tubuh. Adapun waktu yang digunakan untuk ikan A (jantan) adalah 17 menit 41 detik dan ikan B sekitar 10 menit 49 detik. Hal yang mempengaruhi waktu pingsan tersebut diantaranya ukuran tubuh ikan A lebih besar dan memiliki daging yang tebal, sehingga suhu dingin sulit menembus dinding tubuhnya serta jumah es batu yang digunakan juga cukup banyak. Sedangkan pada ikan B, waktu pingsannya relatif cepat, hal tersebut dipengaruhi oleh jumlah es batu yang digunakan lebih banyak dan ukuran tubuhnya kecil, sehingga mudah menyerap suhu dingin. Waktu pingsan pada ikan tersebut ditandai dengan terhentinya gerakan, keseimbangan dan aktivitasnya menurun secara drastis akibat suhu dari es batu.
Penyesuaian fungsi alat-alat tubuh terhadap keadaan lingkungan ini yang kemudian menyangkutkan operculum sebagai salah satu organ tubuh yang ikut andil dalam adaptasi fisiologi. Operculum ikan yang membuka dan menutup sangat bergantung terhadap suhu air sebagai media hidup ikan              (Nizarwati, 2010).
Rentang waktu   pingsan
Rentang waktu pingsan dapat diartikan sebagai waktu selama ikan sudah mulai pingsan yang ditandai dengan gerak tubuh melemah, serta tutup insang (operculum) dan mulut bergerak lambat, selama pembedahan berlangsung sampai ikan dimasukkan kembali ke dalam akuarium. Rentang waktu pingsan yang digunakan oleh ikan A (jantan) adalah 40 menit 42 detik dan ikan B (betina) 31 menit 14 detik. Faktor yang mempengaruhi perbedaan rentang waktu pingsan pada ikan tersebut disebabkan karena banyaknya jumlah es batu yang digunakan.
Ikan akan mengalami stres manakala terpapar pada suhu di luar kisaran yang dapat di toleransi. Pada dasarnya suhu rendah memungkinkan air mengandung oksigen lebih tinggi, tetapi suhu rendah menyebabkan stres pernafasan pada ikan berupa penurunan laju respirasi dan denyut jantung sehingga dapat berlanjut dengan pingsannya ikan-ikan akibat kekurangan oksigen (Yusuf, 2011).
Waktu pembedahan
Waktu pembedahan dapat diartikan sebagai waktu yang dibutuhkan selama proses pembedahan berlangsung. Ikan yang telah pingsan diletakkan diatas papan preparat yang beralaskan lap kasar. Lap kasar berfungsi dalam mempertahankan suhu tubuh ikan. Adapun waktu pembedahan yang digunakan pada ikan A adalah 30 menit 13 detik dan ikan B sekitar 27 menit 57 detik. Faktor yang mempengaruhi waktu pembedahan ikan, adalah pensterilisasian alat yang akan digunakan. Hal tersebut sangat dianjurkan dalam proses pembedahan, agar tidak ada lagi bakteri yang melekat pada alat bedah. Begitu pula selama proses pembedahan berlangsung, semua peralatan sesekali dicelupkan atau direndam dalam larutan alkohol 70% hingga proses pembedahan dan penjahitan selesai. Salah satu tujuan dari pembedahan ikan adalah untuk melihat warna gonadnya, pada ikan A gonadnya bewarna putih susu yang menandakan bahwa ikan tersebut adalah jantan. Sedangkan pada ikan B gonadnya berwarna kuning pucat yang menandakan ikan tersebut adalah ikan betina.
                        Tingkat kematangan gonad. Tidak masak, Gonad sangat kecil seperti benang dan transparan. Penampang gonad pada ikan jantan pipih dengan warna keabu – abuan, penampang pada ikan betina bulat dengan warna kemerah – merahan. Permulaan masak, gonad mengisi ¼ rongga tubuh. Warnanya pada ikan jantan keabuan atau putih, bentuknya pipih, sedangkan ikan betina warnanya kemerah – merahan atau kuning dan bentuknya bulat. Telur tidak nampak.  Hampir masak: Gonad mengisi ½ rongga tubuh. Gonad pada ikan jantan berwarna putih, pada betina berwarna kuning. Bentuk telur tepat melalui dinding ovarium. Masak, gonad mengisi ¾ rongga tubuh. Gonad ikan jantan berwarna putih berisi cairan berwarna putih, kadang – kadang dengan tekanan halus pada perutnya da yang menonjol pada lubang pelepasannya. Salin, hampir sama dengan tahap kedua dan sukar dibedakan. Gonad jantan berwarna putih, kadang – kadang dengan bintik coklat. Gonad betina berwarna merah, lembek dan telur tidak nampak (Adhitya, 2012).



Waktu pulih
Waktu pulih dapat diartikan sebagai berapa lamanya waktu yang dibutuhkan setelah dilakukan pembedahan sampai ikan dalam keadaan pulih atau normal kembali. Kondisi ikan ini akan di amati sampai ikan sadar,  aktif, bergerak lincah dan normal kembali seperti semula. Adapun waktu pulih yang digunakan pada ikan A dan ikan B relatif sama, yakni pada ikan A adalah 8 menit 37 detik dan ikan B sekitar  3 menit 23 detik. Hal yang mempengaruhi hal tersebut, adalah kondisi fisik ikan yang dibedah dalam keadaan sehat. Perlakuan selanjutnya adalah ikan di puasakan selama  2 hari, hal tersebut dilakukan agar jahitannya tidak lepas akibat adanya pergerakan usus dalam mencerna makanan. Apabila jahitannya lepas, maka ususnya akan terurai keluar dan dapat menimbulkan stres atau bahkan kematian pada ikan. Pada waktu pulih, ikan mas akan menghasilkan lendir sebagai bentuk pertahanan tubuhnya.
            Lendir pada ikan dihasilkan oleh kelenjar lendir yang terdapat pada bagian epidermis kulit. Kelenjar ini menghasilkan mucin (Glikoprotein) yang jika bercampur dengan air akan membentuk lendir. Fungsi lendir pada ikan antara lain untuk mengurangi gesekan, untuk mencegah infeksi, untuk mencegah kekeringan, untuk mempertahankan diri, untuk membantu dalam proses reproduksi, dan untuk osmoregulasi (Omar, 2011).

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1.   Pada ikan A gonadnya berwarna putih susu yang menandakan bahwa ikan tersebut adalah jantan dan pada ikan B gonadnya berwarna kuning yang berarti ikan itu adalah betina.
2.   Jenis anestesi yang digunakan pada praktikum anestesi dan pembedahan adalah anestesi umum yaitu dengan menggunakan es batu.
3.   Teknik pembedahan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan pisau bedah dengan membuat pola pada tubuh ikan di atas sirip perut dengan patokan tiga sisik ke atas hingga ke sirip dubur.
Saran
Laboratorium
Sebaiknya laboratorium memperbaiki keadaan laboratorium yang kurang kondusif karena ada beberapa dari lantai laboratorium telah rusak dan itu sangat berbahaya bagi orang-orang yang berada di dalam laboratorium karena dapat menyebabkan luka serius yang pada akhirnya rasa sakit dari luka itu dapat membuat seseorang teranestesi lokal karena harus menghilangkan rasa sakit yang dia rasakan pada tubuh yang terluka, serta sebaiknya laboratorium menyediakan alat-alat lab yang lebih lengkap, up to date, dan yang terbaik untuk menunjang keberhasilan praktikum yang sedang dijalankan.

DAFTAR PUSTAKA
Adhitya, Fitra bayu, 2012. http//percobaan-1-mengamati-gonad-pada-ikan_02.html. Diakses pada hari jumat pukul 14:00 WITA, 27 April 2012. Makassar
Albert, 2010. http://www.scribd.com/doc/42759323/5/DEFINISI-ANESTESI. Diakses pada hari jumat pukul 14:00 WITA, 27 April 2012. Makassar
Fujaya,Y. 2004. Fisiologi Ikan. Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. PT.Rineka Cipta. Jakarta.
Nizarwati,2010.http://www.scribd.com/doc/35386449/Laporan-Praktikum-Pengaruh-Suhu Terhadap-Gerak-Operkulum-Pada-Ikan/ Diakses pada hari jumat pukul 14:00 WITA, 27 April 2012. Makassar
Omar, Syarifuddin. 2011. Modul Praktikum Iktiologi Fungsional. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Yusuf, 2011. http://www.scribd.com/doc/72395608/LAPRAK-LEBISTES/ Diakses pada hari jumat pukul 14:00 WITA, 27 April 2012. Makassar

Wanenoor, 2010. http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2080535-pengertian-bedah-dan-macam-macam/ Diakses pada hari jumat pukul 14:00 WITA, 27 April 2012. Makassar

Label: edit post
0 Responses

Posting Komentar