Unknown


"Nina adalah gadis yang cantik, punya rumah mewah dengan mengendarai sebuah Nissan Juke ke kampus, Dia anak dari pengusaha kaya raya, bisa dikatakan punya segalanya. Sedangkan Siska adalah anak seorang Guru, orangnya manis dengan kehidupan yang sederhana. Siska selalu memimpikan hidup yang mewah seperti Nina, Bahkan terkadang dia merasa MENYESAL terlahir dalam keluarga yang menurutnya serba Pas-pasan"



          Baca, perhatikan dan pahami Rangkaian kalimat diatas, Kehidupan Siska Bukanlah kehidupan yang dikategorikan dalam kehidupan yang kurang mampu, bisa dikatakan dia cukup memiliki segalanya meski tidak seperti Nina. Mungkin sudah kodrat manusia yang selalu ingin lebih dari orang lain dan tidak PANDAI BERSYUKUR.
Terkadang kita lupa betapa susahnya mengecap pendidikan, lupa betapa susahnya memiliki kehidupan seperti sekarang. Melihat keatas bukanlah hal yang salah selagi untuk perbaikan diri dan menjadikan acuan untuk hidup yang lebih baik, Tetapi ketika kita melihat keatas dan menjadikan diri untuk menyesali apa yang ada dalam kehidupan kita cobalah secepat mungkin untuk menengok kebawah. Lihat orang-orang yang lebih membutuhkan dibanding kita, lihat betapa banyak orang yang MEMIMPIKAN hidup seperti kehidupan kita.
Lihat diri kita, Mungkin secara Fisik Kita akan terlihat sempurna dengan Organ tubuh seperti orang-orang pada umumnya, bandingkan dengan orang lain yang mungkin tidak memiliki salah satu organ tubuh yang dimiliki orang-orang pada umumnya (Cacat Fisik atau bahkan cacat mental). Lihat dari segi materi kita, mungkin kita masih punya cukup uang untuk membeli keperluan selain makan, terkadang kita masih bisa membeli sesuatu yang mungkin tidak begitu penting dan bahkan kita masih punya cukup uang untuk disisihkan sebagai tabungan. Bandingkan dengan mereka yang Uangnyapun tidak cukup untuk membeli makanan, mereka yang hanya mengais makanan dari tumpukan sampah-sampah kita. Lihat pendidikan kita, terkadang kita lelah dan bahkan bosan sebagai siswi/mahasiswa, sedangkan mereka sangat ingin mengecap bangku sekolah yang terkendala biaya.
Masih banyak hal lain yang mungkin bisa kita syukuri dari kehidupan kita. Hanya saja kita lupa betapa beruntungnya kita saat ini.
Ingat !!!
“SAAT KITA MEMBENCI KEHIDUPAN KITA, LIHATLAH BETAPA BANYAK ORANG YANG MEMIMPIKAN HIDUP LAYAKNYA KEHIDUPAN KITA” :’)
          
Unknown

TUNA LONG LINE
Mengenal Ikan Tuna.
Ikan tuna merupakan salah satu komoditas perikanan yang mempunyai nilai tambah yang cukup berarti dipasaran ikan Internasional. Hal ini terbukti dengan adanya permintaan tuna segar dipasaran Jepang yang mencapai 250 – 350 ton per hari, sehingga hal ini menjadi suatu tantangan bagi Indonesia yang mempunyai potensi lestari khusus untuk ikan tuna sebesar 258,8 ribu ton / tahun.
Adapun jenis – jenis tuna segar yang diekspor adalah : Big – eye tuna ( Thunnus obesus ), Yellow fin tuna ( Thunnus albacares ).
Selanjutnya, guna mendukung ekspor tuna segar menjadi produk yang bermutu baik, maka semenjak ikan tertangkap sampai pada tangan konsumen, mutu kesegarannya harus dijaga dengan tetap mempertahankan suhu ikan berkisar 1- 2,5 0 C, atau selalu dalam keadaan di es.
Long Line
Long Line merupakan salah satu alat tangkap yang efektif dan khusus ditujukan untuk menangkap ikan tuna, karena konstruksinya mampu menjangkau kedalaman renang                 ( Swimming layer ) dan sangat sesuai untuk dioperasikan di perairan ZEEI 200 mil.
Long line adalah tali yang memanjang yang dimasukkan ke dalam laut, terdiri dari main line  ( tali utama ) dan branch line ( tali cabang ) yang diikatkan pada tali utama tersebut. Tali cabang adalah tali sebagai cabang dari tali utama, yang menjorok ke dalam laut, dan di bawahnya digantungkan pancing – pancing yang diberi umpan.
KAPAL TUNA LONG LINE
Kapal untuk ikan tuna long line, termasuk jenis kapal untuk laut lepas. Hal itu dikarenakan daerah penangkapan ikan tuna ataupun jenis ikan tuna lainnya berada jauh dari lepas pantai, maka kemampuan kapal juga tergantung pada ukuran besar kecilnya kapal.
Kapal ikan tuna long line dilengkapi dengan mesin seperti
· Line hauler è Mesin untuk menarik tali dari laut
· Side roller è Roll dipakai ketika menarik tali dari laut
· Line roller è Mesin untuk membuang tali ke laut
· Branch reel è Mesin untuk menggulung tali cabang dari laut
DESKRIPSI ALAT TANGKAP
· Alat penangkapan ikan tuna terdiri dari tali utama, tali cabang, tali pelampung, pelampung dan pancing.
· Tali utama ( main line )
a Tali utama Tali ini adalah tali utama ( main line ) pada tuna long line
b Di tali utama dipasang tali cabang setiap 50 m
· Tali cabang ( branch line )
a Tali cabang ini adalah tali cabang pancing sepanjang 20 – 50 m
b Di ujung tali cabang dipasang mata pancing
· Tali pelampung ( buoy line )
a Tali ini adalah tali – tali untuk mengapungkan tali utama
b Tali ini menyambungkan pelampung dengan tali utama
c Mudah dipasang dan dicabut dengan tali utama karena ada snaph
· Pelampung ( float )
a Pelampung adalah alat untuk mengapungkan tali utama di laut
b Pelampung berbentuk bola plastik yang cukup besar
· Pelampung berlampu ( light buoy )
a Pelampung ini, pada malam hari digunakan untuk mencari posisi ujung tali tuna di laut.
b Diatas pelampung dipasang lampu tanda
· Mata pancing ( hook )
a Mata pancing dipasang diujung tali cabang
b Mata pancing ini memiliki kaitan supaya ikan yang telah memakan umpan tidak terlepas ( tetap terkait )
Tabel 1.1 Ukuran dari bagian – bagian Long Line
No.
Nama Bagian
Bahan
Diameter( mm )
Panjang( m )
1.
Tali Utama
Polyester
6 - 6,5
50
2.
Tali Cabang :
a. Snaph on
b. Tali cabang utama
c. Kili – Kili
d. Yoka
f. Pancing
Baja anti karat
Polyester
Kuningan & timah
Polyester
Baja dilapis timah
5,0
3,5
No . 28
3,3
No . 5 / 6
0,15
20
-
12,5
-
3.
Tali Pelampung
Polyester
6,5
30
4.
Pelampung
Plastik
300
-
PERSIAPAN PENANGKAPAN
Persiapan Berangkat.
Sebelum berangkat diperlukan waktu satu minggu untuk persiapan. Kapten harus betul – betul sudah merencanakan apa yang diharapkan dari hasil penangkapan itu dan menentukan untuk rencana pelayaran baru.
- Para ABK bersiap untuk memuat barang perbekalannya, selain itu juga para pegawai perusahaan perikanan yang di darat harus sudah memulai keperluan operasi pemancingan ikan dan barang - barang yang diminta dari anak buah kapal tersebut.
- Seiring perkembangan zaman dengan adanya teknologi canggih, baik mesin – mesin maupun peralatan penangkapan ikan yang semakin modern, begitu pula cara memesan barang atau memperbaiki peralatan yang rusak, cukup dengan memesan ke pabriknya langsung sebelum bertolak, dengan kata lain persiapan untuk bertolak waktunya semakin pendek.
- Bagi ABK, karena pelayaran long line ini jangka panjang, maka dapat membawa barang – barang pribadi yang diperlukan, selain itu saat ini alat komunikasi semakin canggih, untuk berhubungan dengan darat dapat dilakukan sewaktu – waktu.
Berlayar
Berkenaan dengan hasil laporan ke darat ( kantor pusat ) pada kapal ikan tuna jenis Long Line ini, semakin ditingkatkan kualitasnya. Persiapan alat pancing akan dimuat ke kapal, tidak perlu dikerjakan sendiri oleh ABK, maka bagi dirinya lebih enak. Hanya setelah sampai ke Daerah Penangkapan, ABK tinggal siap untuk memulai operasi memancing, jadi tidak perlu membenahi alat – alat pancingnya, dengan jalan ini jelas waktunya semakin hemat. Alat – alat ini semua umumnya telah disediakan oleh toko penjual alat – alat pemancingan, untuk itu berarti penanganan atau pemeliharaannya sedikit.
Perbekalan
Dibawah petunjuk dari Kapten dan Bosun semua ABK memuat umpan, alat – alat deck, alat – alat pancing dan air tawar. Fishing master secara langsung menentukan jumlah umpan dan jenisnya, ukuran dan kesegaran ikan. Pengisian air minum dilakukan pada saat bongkar di pelabuhan. Jumlah air minum yang dimuat kira – kira 15 – 45 ton.
Perbekalan yang harus disiapkan sebelum kapal bertolak dari pelabuhan ke daerah fishing ground diantaranya :
· Umpan
· Fuel Oil dan Pelumas
· Perlengkqpqn alat tangkap cadangan
· Deck / engine supply
· Makanan dan Air tawar
· Obat – obatan
 Persiapan lainnya
Melakukan pemeriksaan peralatan navigasi, teropong, mesin utama, alat pengganti ( suku cadang ), mesin pendingin, pompa, generator, perlengkapan, penangkapan dan lain –lain. Selain itu juga mempekerjakan orang untuk turun kapal, meyiapkan perlengkapan kesehatan, alat komunikasi, menentukan pasar dan lainnya.
 FISHING GROUND TUNA LONG LINE
1. Prinsip fishing ground
Suatu perairan dapat dikatakan daerah penangkpan ikan ( fishing ground ) dari suatu alat, apabila alat itu dapat digunakan secara terus menerus dan menguntungkan. Dengan demikian fishing ground harus ditentukan oleh beberapa faktor antara lain :
- Faktor adanya ikan ( musim ikan )
- Faktor jenis ikan yang ada dan dapat ditangkap dengan alat tersebut
- Faktor yang menguntungkan usaha penangkapan
- Faktor meteorologi dan oceanografi serta hal lain yang mempengaruhi
2. Sifat fishing ground
Sangat tergantung dari sasaran yang akan ditangkap, sasaran utama yakni tuna dan jenis ikan pelagis lainnya yang mempunyai sifat hampir sama dengan tuna. Migrasi jenis ini jauh lebih luas sehubungan dengan itu sifat fishing ground Tuna adalah :
- Perairan dalam dan berkadar garam tinggi ( diatas 30 o/00 )
- Perairan bersih terhindar dari pencemaran dan penyebaran luas
Sifat-sifat tersebut di perairan Indonesia terdapat di samudera Indonesia dan samudera Pasifik. Karena luasnya kita bagi menjadi :
o Daerah Andaman dan Nicobar
o Daerah sebelah barat pulau Sumatera
o Daerah sebelah selatan pulau Jawa
o Daerah Nusa Tenggara
o Daerah Samudera Tengah
o Daerah Australia Barat
Musim Ikan
Sepanjang tahun ikan tuna dapat ditangkap. Tetapi karena pengaruh temperatur air, iklim dan arus, maka terjadilah perbedaan musim ikan di berbagai daerah, sebagai berikut:
v Bulan Januari dan Agustus : Samudera Indonesia tengah
v Bulan Februari dan Maret : Sebelah barat pulau Sumatera
v Bulan April : Daerah Andaman dan Nicobar
v Bulan Mei, Oktober s/d Desember : Sebelah barat Australia
v Bulan Juni dan September : Nusa Tenggara
v Bulan Juli dan September : Sebelah selatan pulau Jawa.
OPERASI PENANGKAPAN
1. Bagian penting dalam operasi
a. Keadaan kapal saat setting
Fishing Master dan kapten di ruang kemudi mengemudikan kapal sambil memperhatikan, keamanan / keselamatan pada saat setting, kecepatan setting, adanya kapal lain dan jaraknya, lintasan tali pancing, laju kapal, suhu air, pusaran arus, burung laut, lumba – lumba dan kayu yang terbawa arus.
b. Pada saat memasang umpan
Hal yang perlu diperhatikan adalah pencarian umpan, pemasangan pada mata pancing            ( biasanya ikan dikait pada bagian kepalanya ). Pada ikan kembung pada bagian punggung, urutan mata pancing, melepas gulungan tali cabang, dan memeriksa cacat pada setiap bagian tali cabang.
c. Radio – buoy dan lampu
Untuk penarikan saat tengah malam, pada tali utama ( main line ) dipasang lampu sebanyak 5 - 6 buah dan radio buoy sebanyak 12 – 13 buah.
Teknik Setting
a. Waktu setting
Setting dilaksanakan pukul 2 – 3 pagi. Tali yang di setting terlebih dahulu adalah tali cabang untuk perairan laut dalam. Lama setting kira –kira 5 jam. Panjang tali utama mencapai 100 mil.
b. Pada saat sebelum setting
Pekerjaan setting dilakukan secara berurutan seperti, mengeluarkan umpan dari palka, mencairkan umpan, mulai menjalankan mesin, mengukur kedalaman air ( menggunakan alat yang dioperasikan di ruang kemudi ), menyambung antar bagian pancing dari main line ke branch line, memasang snaph, bola tali, memasang umpan pada mata pancing, memasang pelampung di tali bola, radio buoy dan mempersiapkan lampu, serta pembagian kerja diatur oleh Fishing Master dan Bosun.
Tali cabang untuk perairan laut dalam dipisahkan di sisi kapal dan tali yang akan dipakai diletakkan di bagian sebelah kiri. Bola yang tidak dipakai dan yang tidak berhubungan dengan tali yang dipasang dikumpulkan di atas ruang kemudi. Pemasangan bola diameter 30 cm dilakukan setelah pemasangan 4 buah bola diameter 20 cm.
 Teknik Hauling
a. Waktu hauling
Untuk pengoperasian hauling dimulai kira – kira jam 12 siang. Lamanya hauling antara 12 – 18 jam.
b. Saat hauling
Sambil menggulung main line perlu diperhatikan, arah bentangan tali, keadaan hasil tangkapan dan pemotongan tali yang kusut jika diperlukan.
- Dilakukan pengaturan dan pengawasan tempat penyimpanan main line
- Penggunaan mesin pengumpul main line
- Melepas snaph
- Mengatur kembali tempat penyimpanan alat – alat
- Mengatur penggunaan tempat bola
- Membetulkan tali cabang, mengganti mata pancing, serta membetulkan tali yang kusut.
JENIS DAN CARA MEMASANG UMPAN
 Jenis umpan :
Pada penangkapan dengan long line mengenai masalah umpan sangatlah menentukan jumlah hasil tangkap. Oleh karena itu perlu perhatian yang sebaik – baiknya, perlu kita ketahui bahwa ikan tuna dan sejenis ikan pelagis lainnya tidak suka umpan dalam bentuk irisan.
Ikan pelagis tujuan penangkapan adalah jenis ikan perenang cepat dan memiliki kebiasaan memburu mangsa. Untuk memberi kesan bahwa umpan kita itu ikan hidup, maka diusahakan menyediakan umpan dalam bentuk utuh, segar dan tidak rusak. Walaupun tidak dapat memenuhi semua syarat sebagai umpan, jenis umpan Long Line antara lain :
Ø Cumi – cumi ( terbaik tapi harganya mahal, jumlahnya terbatas )
Ø Sarden / lemuru, memiliki leher pendek dan kurang kuat
Ø Ikan Terbang ( jumlah terbatas dan sulit diperoleh )
Ø Mackerel tuna ( tongkol kecil ), lehernya kuat dan keras.
Cara memasang umpan
Pemasangan umpan pada long line berbeda dengan line fishing lainnya. Prinsip kerja cara pemasangan umpan yang benar menjaga agar umpan tidak terlalu rusak dan menyangkut dengan kuat.
Untuk menghasilkan cara pemasangan yang baik, maka terdapat beberapa cara bagian umpan yang terkait pancing, antara lain :
1. Mata tembus mata
2. Kepala bagian bawah atau atas segaris dengan tutup insang
3. Bagian bawah sirip dada tembus sebelah menyebelah
4. Bagian ekor
Pemilihan cara pemasangan umpan yang benar diharapkan :
ü Umpan terkait kuat, karena umpan tergantung dengan menahan arus, ikan umpan melekat kuat.
ü Umpan dapat melambai lebih baik, untuk memberi kesan bahwa umpan itu ikan hidup bebas.
Kecepatan memasang umpan
Umpan dipasang pada waktu itu juga, saat akan dilempar kelaut. Berdasarkan pengalaman kecepatan rata – rata tiap jam dapat menurunkan ± 500 pancing . Berarti tiap satu menit harus dapat memasang umpan antara 8 – 10 pancing.
4. Syarat umpan
Ditinjau dari segi teknis :
Ø Terdiri dari satu ikan utuh
Ø Warna kontras, mengkilat ( hitam, putih atau disesuaikan dengan warna isi perut ikan tuna atau sejenisnya )
Ø Panjang antara 15 – 25 cm, lebar 2 – 5 cm
Ø Leher kuat dan daging ulet
Ø Mempunyai bau segar yang menyolok.
Ditinjau dari segi ekonomis
Ø Mudah didapat dalam jumlah banyak
Ø Harganya murah
Ø Perawatan gampang dan mudah
HASIL TANGKAPAN
Jenis Ikan Tuna yang tertangkap dengan Long Line :
- Tuna Mata Besar ( big eye tuna )
1. Badannya agak besar pendek gemuk. Yang besar dapat mencapai 2 meter dan beratnya 200 kg.
2. Matanya agaknya besar.
- Madidihang ( yellow fin tuna )
1. Badannya tidak gemuk seperti tuna mata besar
2. Panjangnya mencapai 1,8 meter dan beratnya 100 kg
3. Sirip dada dan sirip punggung berwarna kuning
- Tuna sirip biru ( blue fin tuna )
1. Panjangnya mencapai 1,6 meter dan beratnya 300 kg
2. Warna badan bagian atas biru kehijauan
- Albakora ( albacore )
1. Tergolong tuna kecil. Dapat mencapai panjang kurang lebih 1 meter dan berat 15 kg ­
2. Sirip dada cukup panjang
- Ikan pedang ( sword fish )
1. Dapat mencapai panjang sampai 4,5 meter dan berat 500 kg
2. Rahang atas tumbuh panjang sekali dan gepeng
3. Badannya bulat
- Setuhuk ( marlin )
1. Panjang mencapai 4 meter dan berat 600 kg
- Ikan layaran ( sail fish )
1. Panjang dapat mencapai 3 meter dan berat 400 kg
2. Tidak memiliki sisik















Unknown

LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI BIOTA AIR




ANESTESI DAN PEMBEDAHAN















O l e h :

NAMA                        : MUSLIMA ALAM
STAMBUK                : L221 09 271
KELOMPOK             : VI (ENAM)
ASISTEN                   : NUR HASANAH
                 FRISKA NATALIA
                                                                           IRFAN S.




LABORATORIUM FISIOLOGI BIOTA AIR
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
PENDAHULUAN
Latar Belakang
              Perikanan merupakan suatu bidang ilmu yang terus berubah dan berkembang. Sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan penangkapan, pemiaraan, dan pembudidayaan ikan, ilmu perikanan sangat membantu pencapaian sasaran pembangunan nasional, yakni masyarakat maritim yang mandiri. Karenanya ilmu perikanan harus dikaji dan dikembangkan terutama oleh dosen dan mahasiswa perikanan sebagai ujung tombak pengembangan dan penerapan teknologi perikanan (Fujaya, 2004).
Fisiologi dapat di definisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme dan cara kerja dari organ, jaringan dan sel-sel organisme. Fisiologi mencoba menerangkan faktor-faktor fisika dan kimia yang mempengaruhi seluruh proses kehidupan. Fisiologi ikan mencakup penginderaan, komunikasi antar sel/organ, osmoregulasi peredaran darah, pernafasan, pencernaan, pertumbuhan dan reproduksi ( Fujaya, 2004).
Anesthesia merupakan hilangnya persepsi sensorik secara menyeluruh dan dapat meliputi hilangnya kesadaran. Keadaan tersebut dapat diinduksi oleh berbagai teknik dan agen. Pada obstetric anestesi regional dapat dicapai dengan teknik anestesi local (epidural, spiral) dan anestesi umum dengan medikasi sistematik dan intubasi endotrakeal (Albert, 2010).
Pembedahan merupakan cabang dari ilmu medis yang ikut berperan terhadap kesembuhan dari luka atau penyakit melalui prosedur manual atau melalui operasi dengan tangan. Hal ini memiliki sinonim yang sama dengan kata “Chirurgia” (dibaca; KI-RUR-JIA). Dalam bahasa Yunani “Cheir” artinya tangan; dan “ergon” artinya kerja. Bedah Veteriner merupakan pembedahan yang dilakukan terhadap hewan (Wanenoor, 2010).
Tindakan Anestesi, terutama anestesi total, menyebabkan ikan kehilangan kesadaran dan beberapa refleks perlindungan tubuh yang penting. Seperti halnya refleks pada sirip ekor untuk bergerak. Selain itu Anestesi juga akan menghilangkan rasa sakit pada daerah yang akan di bedah.
Karena pentingnya anestesi dan pembedahan maka perlu dilakukan praktikum mengenai anestesi dan pembedahan.
Tujuan dan Kegunaan
  Adapun tujuan dari praktikum anestesi dan pembedahan adalah :
1. Untuk mengetahui jenis kelamin jantan (testes) dan betina (ovarium)
  
   berdasarkan karateristik seks primer dan seks sekunder pada ikan mas
  
   (Cyprinus carpio) melalui warna gonad dengan teknik anestesi dan
   
   pembedahan.
2.   Untuk mengetahui teknik anestesi pada ikan mas (Cyprinus carpio).
3.   Untuk mengetahui teknik pembedahan pada ikan mas (Cyprinus carpio).
              Adapun kegunaan dari praktikum ini yaitu untuk memberikan keterampilan dan informasi kepada mahasiswa tentang perbedaan gonad jantan dan betina serta bagaimana cara melakukan anestesi dan pembedahan pada ikan.
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
            Praktikum anastesi dan pembedahan ikan dilaksanakan pada hari Rabu, 18 april 2012 pada pukul 9.30-12.00 wita di laboratorium Fisiologi biota Air, Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum anestesi dan pembedahan dapat disajikan dalam tabel 1 dan 2.
Tabel 1. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum beserta fungsinya

No
Alat
Fungsi
1.
Pisau bedah             
Untuk membedah/menyayati ikan
2.
Gunting bedah
Untuk memotong benang
3.
Jarum bedah
Untuk menjahit ikan yang sudah di bedah
4.
Needle holder
Untuk menjepit jarum
5.
Pinset
Untuk mencabut sisik ikan
6.
Baskom
Untuk mewadahi ikan ketika di pingsankan
7.
Papan preparat
Untuk menempatkan ikan ketika di bedah
8.
Aerator
Untuk membantu menyuplai oksigen
9.
Lap kasar
Untuk mengalasi ikan pada saat pembedahan
10.
Aquarium
Untuk mewadahi ikan ketika proses pemulihan
11.
Stopwatch
Untuk menghitung waktu



Table.2. Bahan yang digunakan pada praktikum serta fungsinya
No
Bahan
Fungsi
1.
Ikan Mas
 (Cyprinus carpio)
Sampel
2.
Alkohol 70%
Untuk mensterilkan peralatan
3.
Air tawar
Media untuk ikan
4.
Cat gut
Untuk menjahit ikan yang sudah di bedah
5.
Es batu
Untuk menganestesi ikan
6.

Tissue roll

Untuk membersihkan lendir pada ikan

7.

Metylen Blue

Untuk mengsterilkan air


Prosedur Kerja
1.        Melakukan sterilisasi terhadap alat yang akan digunakan seperti pisau bedah, gunting bedah, pinset, jarum cat gut dan benang ke dalam wadah yang berisi alkohol 70%.
2.        Memasukkan es batu ke dalam baskom
3.        Memasukkan ikan ke dalam baskom dan mencatat waktu pingsan.
4.        Membersihkan preparat dan meletakkan lap kasar diatasnya.
5.        Mengangkat ikan dan meletakkannya diatas papan preparat.
6.        Melakukan pembedahan pada bagian perut hingga depan lubang anus. Kemudian mencatat waktu yang dibutuhkan selama proses pembedahan ikan (waktu pembedahan) serta menghitung rentang waktu pingsan.
7.        Setelah dibedah, amati gonadnya (jantan atau betina).
8.        Menjahit bagian ikan yang sudah dibedah dengan menggunakan jarum dan benang cat gut.

9.        Memasukkan ikan yang sudah dijahit ke dalam akuarium, berikan metylen blue sebanyak 2 tetes. Kemudian catat waktu pulih, setelah itu ikan di puasakan selama  3 hari.

Pengukuran Peubah
Waktu pingsan
         Waktu mulai pingsan dapat diartikan sebagai waktu ketika ikan mulai kehilangan keseimbangan dengan aktifitas menurun secara drastis akibat pengaruh anestesi fisik yaitu suhu (hypothermal) dalam medium pengamatan aktifitas dan kondisinya dilakukan setiap menit.
Rentang waktu pingsan
         Waktu selama ikan dalam keadaan pingsan ditandai dengan gerak tubuh yang lemah, operculum dan mulut bergerak lambat sampai ikan dimasukkan kembali ke dalam akuarium.
Waktu pembedahan
         Waktu yang digunakan selama proses pembedahan sampai selesai.
Waktu pulih
            Waktu pulih yaitu waktu yang dihitung setelah ikan dipindahkan ke dalam akuarium sampai ikan sadar, aktif, bergerak lincah dan normal kembali seperti semula.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 3. Hasil pengamatan anestesi dan pembedahan pada ikan Mas
               (Cyprinus carpio) selama praktik.


No

Jenis Perlakuan
        Ikan A
Ikan B
1
Waktu pingsan
17 menit 41 detik
10 menit 49  detik
2
Waktu rentang pingsan
40 menit 42 detik
31 menit 16 detik
3
Waktu pembedahan
30 menit 13 detik
27 menit 57 detik
4
Waktu pulih
8 menit 37 detik
3 menit 23 detik

Pembahasan
Waktu pingsan
Waktu pingsan dapat diartikan sebagai waktu dimana ikan mulai mengalami kehilangan keseimbangan saat dimasukkan kedalam es batu, ikan perlahan akan melakukan perlawanan dan penyesuaian diri terhadap lingkungan diluar tubuh, operculum akan bergerak semakin lambat sebagai upaya penyesuaian suhu yang ada dalam tubuh dengan diluar tubuh. Adapun waktu yang digunakan untuk ikan A (jantan) adalah 17 menit 41 detik dan ikan B sekitar 10 menit 49 detik. Hal yang mempengaruhi waktu pingsan tersebut diantaranya ukuran tubuh ikan A lebih besar dan memiliki daging yang tebal, sehingga suhu dingin sulit menembus dinding tubuhnya serta jumah es batu yang digunakan juga cukup banyak. Sedangkan pada ikan B, waktu pingsannya relatif cepat, hal tersebut dipengaruhi oleh jumlah es batu yang digunakan lebih banyak dan ukuran tubuhnya kecil, sehingga mudah menyerap suhu dingin. Waktu pingsan pada ikan tersebut ditandai dengan terhentinya gerakan, keseimbangan dan aktivitasnya menurun secara drastis akibat suhu dari es batu.
Penyesuaian fungsi alat-alat tubuh terhadap keadaan lingkungan ini yang kemudian menyangkutkan operculum sebagai salah satu organ tubuh yang ikut andil dalam adaptasi fisiologi. Operculum ikan yang membuka dan menutup sangat bergantung terhadap suhu air sebagai media hidup ikan              (Nizarwati, 2010).
Rentang waktu   pingsan
Rentang waktu pingsan dapat diartikan sebagai waktu selama ikan sudah mulai pingsan yang ditandai dengan gerak tubuh melemah, serta tutup insang (operculum) dan mulut bergerak lambat, selama pembedahan berlangsung sampai ikan dimasukkan kembali ke dalam akuarium. Rentang waktu pingsan yang digunakan oleh ikan A (jantan) adalah 40 menit 42 detik dan ikan B (betina) 31 menit 14 detik. Faktor yang mempengaruhi perbedaan rentang waktu pingsan pada ikan tersebut disebabkan karena banyaknya jumlah es batu yang digunakan.
Ikan akan mengalami stres manakala terpapar pada suhu di luar kisaran yang dapat di toleransi. Pada dasarnya suhu rendah memungkinkan air mengandung oksigen lebih tinggi, tetapi suhu rendah menyebabkan stres pernafasan pada ikan berupa penurunan laju respirasi dan denyut jantung sehingga dapat berlanjut dengan pingsannya ikan-ikan akibat kekurangan oksigen (Yusuf, 2011).
Waktu pembedahan
Waktu pembedahan dapat diartikan sebagai waktu yang dibutuhkan selama proses pembedahan berlangsung. Ikan yang telah pingsan diletakkan diatas papan preparat yang beralaskan lap kasar. Lap kasar berfungsi dalam mempertahankan suhu tubuh ikan. Adapun waktu pembedahan yang digunakan pada ikan A adalah 30 menit 13 detik dan ikan B sekitar 27 menit 57 detik. Faktor yang mempengaruhi waktu pembedahan ikan, adalah pensterilisasian alat yang akan digunakan. Hal tersebut sangat dianjurkan dalam proses pembedahan, agar tidak ada lagi bakteri yang melekat pada alat bedah. Begitu pula selama proses pembedahan berlangsung, semua peralatan sesekali dicelupkan atau direndam dalam larutan alkohol 70% hingga proses pembedahan dan penjahitan selesai. Salah satu tujuan dari pembedahan ikan adalah untuk melihat warna gonadnya, pada ikan A gonadnya bewarna putih susu yang menandakan bahwa ikan tersebut adalah jantan. Sedangkan pada ikan B gonadnya berwarna kuning pucat yang menandakan ikan tersebut adalah ikan betina.
                        Tingkat kematangan gonad. Tidak masak, Gonad sangat kecil seperti benang dan transparan. Penampang gonad pada ikan jantan pipih dengan warna keabu – abuan, penampang pada ikan betina bulat dengan warna kemerah – merahan. Permulaan masak, gonad mengisi ¼ rongga tubuh. Warnanya pada ikan jantan keabuan atau putih, bentuknya pipih, sedangkan ikan betina warnanya kemerah – merahan atau kuning dan bentuknya bulat. Telur tidak nampak.  Hampir masak: Gonad mengisi ½ rongga tubuh. Gonad pada ikan jantan berwarna putih, pada betina berwarna kuning. Bentuk telur tepat melalui dinding ovarium. Masak, gonad mengisi ¾ rongga tubuh. Gonad ikan jantan berwarna putih berisi cairan berwarna putih, kadang – kadang dengan tekanan halus pada perutnya da yang menonjol pada lubang pelepasannya. Salin, hampir sama dengan tahap kedua dan sukar dibedakan. Gonad jantan berwarna putih, kadang – kadang dengan bintik coklat. Gonad betina berwarna merah, lembek dan telur tidak nampak (Adhitya, 2012).



Waktu pulih
Waktu pulih dapat diartikan sebagai berapa lamanya waktu yang dibutuhkan setelah dilakukan pembedahan sampai ikan dalam keadaan pulih atau normal kembali. Kondisi ikan ini akan di amati sampai ikan sadar,  aktif, bergerak lincah dan normal kembali seperti semula. Adapun waktu pulih yang digunakan pada ikan A dan ikan B relatif sama, yakni pada ikan A adalah 8 menit 37 detik dan ikan B sekitar  3 menit 23 detik. Hal yang mempengaruhi hal tersebut, adalah kondisi fisik ikan yang dibedah dalam keadaan sehat. Perlakuan selanjutnya adalah ikan di puasakan selama  2 hari, hal tersebut dilakukan agar jahitannya tidak lepas akibat adanya pergerakan usus dalam mencerna makanan. Apabila jahitannya lepas, maka ususnya akan terurai keluar dan dapat menimbulkan stres atau bahkan kematian pada ikan. Pada waktu pulih, ikan mas akan menghasilkan lendir sebagai bentuk pertahanan tubuhnya.
            Lendir pada ikan dihasilkan oleh kelenjar lendir yang terdapat pada bagian epidermis kulit. Kelenjar ini menghasilkan mucin (Glikoprotein) yang jika bercampur dengan air akan membentuk lendir. Fungsi lendir pada ikan antara lain untuk mengurangi gesekan, untuk mencegah infeksi, untuk mencegah kekeringan, untuk mempertahankan diri, untuk membantu dalam proses reproduksi, dan untuk osmoregulasi (Omar, 2011).

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
1.   Pada ikan A gonadnya berwarna putih susu yang menandakan bahwa ikan tersebut adalah jantan dan pada ikan B gonadnya berwarna kuning yang berarti ikan itu adalah betina.
2.   Jenis anestesi yang digunakan pada praktikum anestesi dan pembedahan adalah anestesi umum yaitu dengan menggunakan es batu.
3.   Teknik pembedahan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan pisau bedah dengan membuat pola pada tubuh ikan di atas sirip perut dengan patokan tiga sisik ke atas hingga ke sirip dubur.
Saran
Laboratorium
Sebaiknya laboratorium memperbaiki keadaan laboratorium yang kurang kondusif karena ada beberapa dari lantai laboratorium telah rusak dan itu sangat berbahaya bagi orang-orang yang berada di dalam laboratorium karena dapat menyebabkan luka serius yang pada akhirnya rasa sakit dari luka itu dapat membuat seseorang teranestesi lokal karena harus menghilangkan rasa sakit yang dia rasakan pada tubuh yang terluka, serta sebaiknya laboratorium menyediakan alat-alat lab yang lebih lengkap, up to date, dan yang terbaik untuk menunjang keberhasilan praktikum yang sedang dijalankan.

DAFTAR PUSTAKA
Adhitya, Fitra bayu, 2012. http//percobaan-1-mengamati-gonad-pada-ikan_02.html. Diakses pada hari jumat pukul 14:00 WITA, 27 April 2012. Makassar
Albert, 2010. http://www.scribd.com/doc/42759323/5/DEFINISI-ANESTESI. Diakses pada hari jumat pukul 14:00 WITA, 27 April 2012. Makassar
Fujaya,Y. 2004. Fisiologi Ikan. Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. PT.Rineka Cipta. Jakarta.
Nizarwati,2010.http://www.scribd.com/doc/35386449/Laporan-Praktikum-Pengaruh-Suhu Terhadap-Gerak-Operkulum-Pada-Ikan/ Diakses pada hari jumat pukul 14:00 WITA, 27 April 2012. Makassar
Omar, Syarifuddin. 2011. Modul Praktikum Iktiologi Fungsional. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Yusuf, 2011. http://www.scribd.com/doc/72395608/LAPRAK-LEBISTES/ Diakses pada hari jumat pukul 14:00 WITA, 27 April 2012. Makassar

Wanenoor, 2010. http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2080535-pengertian-bedah-dan-macam-macam/ Diakses pada hari jumat pukul 14:00 WITA, 27 April 2012. Makassar